• HaGeMaTiK

  • HaGeMaTiK

  • HaGeMaTiK

  • HaGeMaTiK

  • HaGeMaTiK

Luca Pacioli (1445 – 1517)




Masa kecil
Ayah Luca Pacioli adalah Bartolomeo Pacioli, namun tidak pernah tinggal di rumah orang tuanya. Masa kecilnya lebih banyak tinggal di tempat kediaman keluarga Befolci di Sansepolcro, Italia yang juga menjadi tanah kelahirannya. Kota kecil ini terletak di tengah Italia, sekitar 60 Km di utara Perugia. Sewaktu masih remaja, Pacioli pindah dari Sansepolcro dan menetap di Venesia. Di Venesia, Pacioli bekerja pada seorang pedagang kaya bernama Antonio Rompiansi. Sebelumnya, Pacioli berteman dengan Piero della Francesca, seorang penulis, pelukis sekaligus artis perspektif. Ketika mereka pergi bersama melakukan kunjungan ke Appenines, Francesca mengenalkan Pacioli kepada Count of Urbino yang mempunyai perpustakaan. Koleksi ribuan buku ini dapat dibaca oleh Pacioli apabila menaruh minat.
Diduga Paciole sudah memahami matematika saat meninggalkan Sansepolcro, dan menjadi pembimbing bagi anak-anak Rompiansi atas saran Francesca pula. Pada saat ini pula Pacioli memperoleh kesempatan untuk belajar matematika pada aras (level) lebih tinggi pada Domenico Bragadino. Selama masa-masa ini Pacioli menulis karya pertamanya tentang artitmatika. Karya ini diselesaikan pada tahun 1470, kerena pada tahun ini pula Rompiansi meninggal. Merasa tidak punya tuan lagi, Pacioli pergi meninggalkan Venesia menuju Roma dan beberapa bulan tinggal di rumah Leone Battista Alberti. Sebagai intelektual dan matematikawan religius, Alberti membekali Pacioli dengan agama. Tidak mengherankan apabila Pacioli, kemudian, belajar theologi. Alberti mengenalkan Pacioli kepada Paus Paulus II, dimana Paus menganjurkan agar Pacioli menjadi biarawan dan mendarmabaktikan hidup untuk Tuhan. Setelah Alberti meninggal pada tahun 1472, Pacioli menuruti anjuran Paus, dan kemudian diambil sumpahnya sebagai minor Franciscan.
Dosen terbang
Tahun 1477, Pacioli memulai penjelajahannya. Menghabiskan sebagian besar waktunya menjadi pengajar di universitas-universitas, terutama untuk mata pelajaran aritmatika. Mengajar di universitas Perugia dari tahun 1577 sampai tahun 1580, sambil menyiapkan buku kedua yang dirancang untuk kelas-kelas yang diajarnya. Tidak lama mengajar di Zara, Kroasia – saat itu merupakan wilayah kekaisaran Venesia, tetapi kemudian kembali mengajar di Perugia, universitas Naples dan universitas Roma. Saat itu Pacioli menjalin persababatan dengan Duke of Urbino, dimana Paus Sixtus IV adalah menunjuk Federico da Montefeltro untuk menduduki posisi terhormat itu dan Pacioli ditunjuk menjadi pembimbing bagi anak-anak Montefeltro, Guidobaldo, yang kelak menggantikan kedudukan sang ayah pada tahun 1482.
Karya Pacioli
Tahun 1489, setelah dua tahun di Roma, Pacioli pulang Sansepolcro. Di tanah kelahirannya ini, Pacioli dibenci dan menimbulkan iri hati, karena memegang wewenang dari Paus. Masyarakat mencekal ajaran-ajaran yang diberikan Pacioli di sana, namun hal itu tidak berlangsung lama. Tahun 1491 muncul kebebasan untuk memperoleh pendidikan dan mulai timbul penghargaan terhadap ilmu pengetahuan. Tinggal di desa membuat Pacioli mempunyai banyak waktu luang guna mengerjakan bukunya yang paling terkenal Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita yang dipersembahkannya kepada Guidobaldo, Duke of Urbani.
Tahun 1494, Pacioli pergi Venesia untuk menerbitkan Summa. Karya ini merupakan rangkuman matematika yang sudah ada dan tidak mengandung gagasan-gagasan baru. Karya setebal 600 halaman ini ditulis dalam bahasa Italia yang mencakup teori dan praktik aritmatika; aljabar, tabel uang, ukuran panjang dan berat yang berlaku di berbagai wilayah di Italia; makalah tentang pembukuan ganda (double-entry); rangkuman geometri Euclid. Satu hal yang menarik dalam buku ini adanya penjelasan tentang permainan peluang (game of chance) dengan solusi yang salah, dimana kesalahan ini menjadi titik tolak penelitian – agar menang - yang dilakukan oleh “penjudi” seperti: Cardano dan [Blaise] Pascal.
Berteman dengan Leonardo da Vici
Francesco Sfarza mempunyai dua orang anak: Galeazzo dan Ludovico. Ketika Francesco meninggal pada tahun 1466, Galeazzo mengangkat dirinya menjadi Duke of Milan, namun pada tahun 1476, dibunuh dan adiknya, Ludovico, setelah melalui serentetan intrik politik mengangkat dirinya menjadi Duke of Milan pada tahun 1480. Ada keinginan Ludovico agar puri di Milan dikenal oleh seluruh negara Eropa, maka diundanglah para artis dan intelektual para masa itu untuk menggambar puri. Tahun 1483, Leonardo da Vinci [1452 – 1519] bekerja pada Ludovico sebagai seorang pelukis merangkap insinyur. Tahun 1494, peresmian gelar Duke of Milan, dan sekitar tahun 1496, Pacioli diundang ke puri di Milan untuk mengajar matematika. Antusiasme Leonardo da Vinci kepada matematika sangat besar sehingga tidaklah mengherankan apabila kemudian terjalin persahabatan antara Pacioli dan Leonardo da Vinci.
Saat itu, Pacioli sedang menyiapkan buku keduanya yang terkenal, Divina proportione, dengan gambar dan diagram yang dibuat oleh Leonardo. Judul buku ini, Divina proportione, sudah menjelaskan apa isi buku yang banyak membahas apa yang dikenal dengan nama nisbah emas (golden ratio): a : b = b : (a+b). Theorema Euclid dikaitkan dengan nisbah ini, gambar tentang polygon teratur atau semi tidak beraturan. Nisbah yang memuaskan Leonardo baik dari sisi matematikal maupun artistik memberi dampak besar pada karya-karya Leonardo. Nisbah emas memegang peran cukup penting dalam rancangan arsitek sejak saat ini.
Del Ferro dan persamaan kuadrat
Di Perancis Louis XII diangkat menjadi Raja Perancis pada tahun 1498, berseteru dengan Duke of Milan, dan menuntut wilayah itu. Venesia mendukung Louis menyerang Milan dan pada tahun 1499, prajurit Perancis memasuki Milan, tetapi baru setahun kemudian Ludovico ditangkap ketika berusaha merebut kota Milan lagi. Ketika perang mulai berkobar – Desember 1499, Pacioli dan Leonardo bersama-sama melarikan diri ke Mantua, dimana mereka diterima dan dijamu sebagai tamu kehormatan oleh Marchioness Isabella d’Este. Singgah sementara, sebelum pada Maret 1500 meneruskan perjalanan ke Venesia, dan berakhir di Florence, dimana mereka tinggal bersama dalam sebuah rumah kontrakan.
Universitas Pisa terimbas revolusi pada tahun 1494 dan memindahkan aktivitas akademis ke Florence. Setibanya di Florence, Paciole didaulat untuk menjadi geometri pada universitas Pisa di Florence ini. Selama enam tahun, Pacioli mengajar. Leonardo bekerja pada Cesare Borgia sampai tahun 1506. Pada tahun 1501-1502, Pacioli sempat mengajar di universitas Bologna. Dalam masa itu, Pacioli bertemu dengan Scipione del Ferro dan banyak berdiskusi tentang solusi aljabar untuk persamaan kuadrat, tentunya termasuk membahas buku Summa. Saat Paciole pergi ke Bologna, del Ferro dapat menyelesaikan salah satu dari problem klasik *).
Masa akhir
Meskipun terus mengajarkan matematika, Pacioli tidak melupakan hubungannya dengan gereja. Sempat dipilih menjadi pengawas gereja, sebelum pada tahun 1506, Pacioli masuk biara Santa Croce di Florence. Pernah, dalam suatu kesempatan, pergi ke Venesia, Pacioli memberikan hak untuk menerbitkan buku-buku selama lima puluh tahun. Tahun 1509, tiga buku Divina proportione diterbitkan dan menerbitkan Element dari Euclid dalam bahasa Latin. Tahun 1510, Pacioli kembali ke Perugia dan mengajar di sana. Umur 70 tahun sempat mengajar di Roma lagi. Lelah mengalami semua itu, Pacioli pulang ke tanah kelahiran, Sansepolcro dan meninggal di sana pada tahun 1517. Masih ada karya yang belum diterbitkan berjudul De Viribus amanuensis. Masih tentang matematika, namun lebih “ringan.”
Tahun 1550 terbit biografi Piero della Francesca yang ditulis oleh Giorgio Vasari. Dalam buku itu disebutkan bahwa Pacioli adalah seorang plagiat yang mencuri ide dan karya Francesca tentang perspektif, aritmatika dan geometri.
*) Dua problem klasik adalah mencari formula bagi persamaan kuadrat (pangkat dua) dan persamaan kubik (pangkat tiga).
Sumbangsih
Dapat disebut sebagai bapak pembukuan ganda (double-entry). Belum ada cara baru yang dapat menggantikan temuan Pacioli ini sampai hari ini. Menggagas tentang permainan peluang (game of chance) yang dikaitkan dengan judi memberi gagasan kepada Cardano dan Pascal guna menemukan teori probabilitas.
Teknik menggambar perspektif mulai marak pada masa Pacioli, kelak menjadi cikal-bakal terjadinya Renaissance (kelahiran kembali) dan matematika perspektif menjadi bagian dari geometri.


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/lucaPacioli.html

Fibonacci (1170 – 1250)


“Kekuatan terbesar dalam perhitungan modern terdapat pada tiga penemuan: notasi [bilangan] Arab, bilangan berbasis sepuluh dan logaritma”
(The miracuolus powers of modern calculation are due to three inventions:the Arabic Notation, Decimal Fractions, and Logarithms)
Florian Cajori
Pedagang merangkap matematikawan

Riwayat
Signifikansi perkembangan matematika pada abad pertengahan di Eropa seiring dengan lahirnya Leonardo dari Pisa yang lebih dikenal dengan julukan Fibonacci (artinya anak Bonaccio). Bonaccio sendiri artinya anak bodoh, tapi dia bukan orang bodoh karena jabatannya adalah seorang konsul yang wewakili Pisa. Jabatan yang dipegang ini membuat dia sering bepergian. Bersama anaknya, Leonardo, yang selalu mengikuti ke negara mana pun dia melakukan lawatan. Fibonacci menulis buku Liber Abaci setelah terinspirasi pada kunjungannya ke Bugia, suatu kota yang sedang tumbuh di Aljazair. Ketika ayahnya bertugas di sana, seorang ahli matematika Arab memperlihatkan keajaiban sistem bilangan Hindu-Arab. Sistem yang mulai dikenal setelah jaman Perang Salib. Kalkulasi yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan notasi (bilangan) Romawi. Setelah Fibonacci mengamati semua kalkulasi yang dimungkinkan oleh sistem ini, dia memutuskan untuk belajar pada matematikawan Arab yang tinggal di sekitar Mediterania. Semangat belajarnya yang sangat mengebu-gebu membuat dia melakukan perjalanan ke Mesir, Syria, Yunani, Sisilia.
Mengarang buku
Tahun 1202 dia menerbitkan buku Liber Abaci dengan menggunakan – apa yang sekarang disebut dengan aljabar, dengan menggunakan numeral Hindu-Arabik. Buku ini memberi dampak besar karena muncul dunia baru dengan angka-angka yang bisa menggantikan sistem Yahudi, Yunani dan Romawi dengan angka dan huruf untuk menghitung dan kalkulasi.
Pendahuluan buku berisi dengan bagaimana menentukan jumlah digit dalam satuan numeral atau tabel penggandaan (baca: perkalian) dengan angka sepuluh, dengan angka seratus dan seterusnya. Kalkulasi dengan menggunakan seluruh angka dan pembagian, pecahan, akar, bahkan penyelesaian persamaan garis lurus (linier) dan persamaan kuadrat. Buku itu dilengkapi dengan latihan dan aplikasi sehingga menggairahkan pembacanya. Dasar pedagang, ilustrasi dalam dunia bisnis dengan angka-angka juga disajikan. Termasuk di sini adalah pembukuan bisnis (double entry), penggambaran tentang marjin keuntungan, perubahan (konversi) mata uang, konversi berat dan ukuran (kalibrasi), bahkan menyertakan penghitungan bunga. (Pada jaman itu riba, masih dilarang). Penguasa pada saat itu, Frederick, yang terpesona dengan Liber Abaci, ketika mengunjungi Pisa, memanggil Fibonacci untuk datang menghadap. Dihadapan banyak ahli dan melakukan tanya-jawab dan wawancara langsung, Fibonacci memecahkan problem aljabar dan persamaan kuadrat.
Problem kelinci
Pertemuan dengan Frederick dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ahli-ahli tersebut, dibukukan dan diterbitkan tidak lama kemudian. Tahun 1225 dia mengeluarkan buku Liber Quadrotorum (buku tentang Kuadrat) yang dipersembahkannya untuk Sang raja. Dalam buku itu tercantum problem yang mampu mengusik “akal sehat” matematikawan yaitu tentang problem kelinci beranak-pinak Pertanyaan sederhana tapi diperlukan kejelian berpikir.

“Berapa pasang kelinci yang akan beranak-pinak selama satu tahun. Diawali oleh sepasang kelinci, apabila setiap bulan sepasang anak kelinci menjadi produktif pada bulan kedua”
- Akhir bulan kedua, mereka kawin dan kelinci betina I melahirkan sepasang anak kelinci beda jenis kelamin.
- Akhir bulan kedua, kelinci betina melahirkan sepasang anak baru, sehingga ada 2 pasang kelinci.
- Akhir bulan ketiga, kelinci betina I melahirkan pasangan kelinci kedua, sehingga ada 3 pasang kelinci.
- Akhir bulan keempat, kelinci betina I melahirkan sepasang anak baru dan kelinci betina II melahirkan sepasang anak kelinci, sehingga ada 5 pasang kelinci.
Akan diperoleh jawaban: 55 pasang kelinci. Bagaimana bila proses itu terus berlangsung seratus tahun? Hasilnya (contek saja): 354.224.848.179.261.915.075.
Apakah ada cara cepat untuk menghitungnya? Di sini Fibonacci memberikan rumus bilangan yang kemudian dikenal dengan nama deret Fibonacci.
Deret Fibonacci
Orang Kristen menolak angka nol; namun pedagang dalam melakukan transaksi membutuhkan angka nol. Alasan yang dipakai oleh Fibonacci adalah nol sebagai batas. Apabila diperoleh hasil negatif berarti kerugian. Orang yang mengenalkan angka nol ini ke dunia Barat adalah Leonardo dari Pisa. Meskipun ayahnya seorang Konsul sekaligus pedagang, profesi Fibonacci – tidak mau menjadi konsul, adalah seorang pedagang. Anak muda – yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci – belajar matematika dari orang-orang Islam dan menjadi matematikawan piawai dengan cara belajar sendiri. Menemukan deret bilangan yang diberi nama seperti namanya.
Deret Fibbonacci yaitu: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987 …
Pola deret di atas terbentuk dari susunan bilangan berurutan (dari kecil makin besar) yaitu merupakan penjumlahan dua bilangan sebelumnya. Angka 3, urutan keempat, adalah hasil penjumlahan 1 (urutan 2) + 2 (urutan 3); angka 5 urutan kelima, adalah hasil penjumlahan 2 (urutan 3) + 3 (urutan 4); angka 8 urutan keenam, adalah hasil penjumlahan 3 (urutan 4) + 5 (urutan 5) dan seterusnya. Deret di atas mampu menjawab problem kelinci beranak-pinak, alur bunga lily, pola dan jumlah mata nanas, jumlah kelopak dan alur spiral bunga jenis-jenis tertentu. Lewat deret Fibonacci ini dapat diketahui diketahui urutan atau alur yang akurat pada alam. Ukuran ruangan binatang berkulit lunak (moluska) yang berbentuk spiral, nautilus *; jumlah searah jarum jam atau berlawanan jarum jam ‘mata‘ nanas, jumlah kelopak bunga matahari dan ada 2 alur spiral (ke kanan 34 dan ke kiri 55) sesuai dengan deret Fibonacci.

Kaitan dengan nisbah emas
Nisbah emas sudak dikenal sejak jaman Pythagoras. Disebutkan bahwa alam tampaknya diatur oleh nisbah emas. “Kesaktian” nisbah ini mendasari arsitektur bangunan jaman dahulu, khususnya di Yunani. Bentangan pilar dan tinggi Panthenon merupakan perbandingan hasil nisbah emas.
Perhatikan hasil pembagian bilangan-bilangan pada deret Fibonacci di bawah ini.
1/1; 2/1; 3/2; 5/3; 8/5; 13/8; 21/13; 34/21; 55/34; 89/55; 144/89…
Pola apa yang terjadi? Bilangan hasil pembagian menunjukkan sesuatu yang istimewa sehingga disebut dengan seksi emas (golden section). Nama ini mirip dengan nisbah emas. Memang ada hubungan erat antara seksi emas dan nisbah emas seperti dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.

Deret  1 2 3   5 8 13 21 34 55 89 144
Pembagi 1 1   2 3 5 8 13 21 34 55 89
Hasil 1 2 1,5 1,66 1,6 1,625 1,615 1,619 1,617 1,618 1,618

Barangkali kenyataan ini mampu menjawab pertanyaan mengapa deret Fibonacci mendekati nisbah emas.
Ambil contoh dua bilangan: a, b, a+b (deret Fibonacci) dan b/a (nisbah emas) kemudian diperbandingkan
b/a ≈ (a+b)/b
b/a (nisbah emas) a/b + 1 (seksi emas)

Substitusikan nisbah emas dengan notasi Φ (phi) untuk persamaan di atas.

Φ = 1/Φ + 1 (kalikan ruas kiri dan kanan dengan F) hasil:
Φ² - Φ – 1 = 0

Φ = (1+ 5)/2 1,618
Revolusi Fibonacci
Topik dalam buku Liber abaci juga menjelaskan proses aritmatik, termasuk cara mencari akar bilangan. Problem-problem dalam buku ini lebih ditekankan untuk penggunaan dalam transaksi perdagangan, sistem pecahan untuk menghitung pertukaran mata uang. Fibonacci menggunakan pecahan – biasa, bilangan berbasis enam puluh (seksadesimal) dan satuan – bukan bilangan berbasis sepuluh (desimal). Penulisan 5/12 28 biasa kita kenal sebagai 28 5/12. Dia juga menempatkan bilangan pecahan berupa komponen-kompenen yang belum dijumlah. Penulisan 115/6, sebagai contoh, ditulis dengan 1/3 ½ 11. Tidak puas dengan kebingungan ini pecahan satuan ternyata lebih membingungkan. Pecahan 98/100, sebagai contoh, dipecah menjadi 1/100 1/50 1/5 ¼ ½, dan 99/100 ditulis dengan 1/25 1/5 ¼ ½.
Masih belum jelas, terlebih notasi:
1 6 2
2 9 10
yang berarti:
     1      +      6     +     2   
2.9.10        9.10        10
Barangkali sangatlah mengherankan, pedagang jaman kuno sudah mampu mengoperasikan sistem bilangan sebegitu rumitnya. Penulisan pecahan di atas diadopsi dari sistem bilangan Byzantium.
* Jangan salah mengartikan dengan Nautilus yang menjadi nama kapal selam pada buku karangan Jules Verne “20.000 Leagues Under the Sea”

Sumbangsih
Mengenalkan angka nol dan menghitung pola-pola alam tidak lazim sekaligus memberi dasar pada pengenalan aljabar ke dunia Barat adalah sumbangsih terbesar Fibonacci. Mampu menciptakan deret Fibonacci yang memberi jawaban atau alasan tentang pola alam seperti yang dijabarkan dalam nisbah emas. Adopsi angka nol untuk penulisan dan melakukan perhitungan di Eropa – mengubah sistem bilangan Romawi yang tidak efisien – dengan sistem bilangan Hindu-Arabik ini kelak sangat mempengaruhi perkembangan matematika di benua Eropa. Sistim bilangan pecahan Fibonacci yang rumit, kemudian disederhanakan untuk kepentingan perdagangan. Perhatikanlah perubahan harga saham-saham yang diperdagangkan di Wall Street menggunakan sistem pecahan. 


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/fibonacci.html

Buku Matematika SMA IPA Kelas XI - Wahyudin Djumanta

Mahir Mengembangkan Kemampuan Matematika untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA
Penulis : Wahyudin Djumanta, R Sudrajat
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Download di sini

Buku Matemeika SMK Kelas X - To'ali

Matematika SMK Kelompok Penjualan dan Akuntansi untuk kelas X
Penulis : To'ali
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Download di sini

Buku Matematika SMA IPA kelas XI - Nugroho Soedyarto dkk

Matematika untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penulis : Nugroho Soedyarto, Maryanto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Download di sini

Buku Matematika SMP Kelas VIII - Heru Nugroho dkk

Matematika SMP dan MTs Kelas VIII
Penulis : Heru Nugroho, Lisda Meisaroh
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Download di sini

Buku Matematika SMP Kelas VII - Dame Rosida Malik

Penunjang Belajar Matematika untuk SMP/MTs Kelas 7
Penulis : Dame Rosida Malik
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Download di sini

Omar Khayyam (1050 – 1123)


Pengantar
Matematika Arab dapat dibagi ke dalam 4 kategori:
1. Aritmatika yang dianggap merupakan turunan dari India dan didasarkan pada prinsip posisi.
2. Aljabar, meskipun berasal dari Yunani, Hindu dan sumber-sumber lain di Babylonia, akan tetapi di tangan para pakar Muslim diubah menjadi mempunyai karakteristik baru dan lebih sistimatis.
3. Trigonometri, dengan ramuan utama dari Yunani, tetapi oleh bangsa Arab dan ditangani menurut cara Hindu, menjadi mempunyai lebih banyak fungsi-fungsi dan rumus-rumus. Kategori ini menjadi dikenal karena peran ibn-Yunus (meninggal tahun 1008) dan Alhazen, keduanya dari Mesir, mengenalkan rumus 2cos x cos y = cos (x + y) + cos (x - y). Salah satu rumus penjumlahan ini yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan matematika pada umumnya dan trigonometri pada khususnya pada abad 16, sebelum ditemukan logaritma.
4. Geometri yang juga berasal dari Yunani tetapi di tangan bangsa Arab digeneralisasi di sana-sini sampai mengkristal seperti bentuknya sekarang ini. Kategori ini, setelah era Alhazen, dikembangkan ilmuwan Timur tapi oleh orang Barat lebih dikenal sebagai penyair, yaitu Omar Khayyam.
Kiprah Omar Khayyam
Omar Khayyam meneruskan tradisi aljabar al-Khwarizmi dengan memberikan persamaan sampai pangkat tiga. Seperti pendahulunya, Omar Khayyam melengkapi dengan persamaan kuadrat baik untuk solusi aritmatika maupun solusi geometri. Untuk persamaan-persamaan umum pangkat tiga dipercayainya bahwa solusi untuk aritmatika adalah tidak mungkin (kelak pada abad lima belas dibuktikan bahwa pernyataan ini salah), sehingga dia hanya memberi solusi geometri. Gambar kerucut yang dipotong untuk menyelesaikan persamaan pangkat dua sudah pernah dipakai oleh Menaechmus, Archimedes dan Alhazen, namun Omar Khayyam mengambil cara lebih elegan dengan melakukan generalisasi metode guna mencakup persamaan-persamaan pangkat tiga dengan hasil berupa akar bilangan positif. Untuk persamaan dengan pangkat lebih dari tiga, Omar Khayyam tidak dapat memberi gambaran dengan menggunakan metode geometri yang sama. Dianggap bahwa tidak ada dimensi lebih dari tiga, “Apa yang disebut dengan kuadrat dikuadratkan oleh para ahli aljabar, memberi daya tarik dari sisi teoritis.”
Untuk lebih memudahkan uraian diberikan contoh persamaan: x³ + ax² + b²x + c³ = 0, kemudian, dengan teknik substitusi, mengganti, x² = 2py akan diperoleh 2pxy + 2apy + b²x + c³ = 0. Hasilnya dari persamaan ini adalah hiperbola dan variabel untuk melakukan substitusi, x² = 2py, adalah parabola. Tampak jelas di sini bahwa hiperbola digambar bersama-sama dengan parabola pada (sistem) ordinat yang sama, sedangkan absis merupakan titik-titik perpotongan parabola dan hiperbola, adalah hasil akar persamaan kuadrat. Dia belum menjelaskan tentang koefisien negatif. Niatnya memecahkan problem berdasarkan parameter a, b, c adalah bilangan positif, negatif atau nol. Tidak semua akar dari persamaan kuadrat diketahui, karena dia tidak mengetahui akar bilangan negatif.
Karya lain, Al-Rubaiyat
Meskipun Omar Khayyam juga menulis cara menemukan persamaan pangkat empat, lima, enam atau pangkat lebih tinggi dari binomial tapi karyanya itu tidak banyak dikenal orang. Penyair sekaligus matematikawan. Kombinasi aneh. Karya-karya Omar Khayyam di bidang puisi justru lebih menonjol. Puisi dirangkum dalam Al-Rubaiyat *). Berisi 75 puisi pendek karena maksimum hanya terdiri dari berisi 4 baris (quatrain).
* Ada terjemahan dalam bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1856) dengan judul The Rubaiyat of Omar Khayyam, Wordworth Classics, London, 1993.

Sumbangsih
Omar Khayyam menutup “jurang” antara ekspresi angka/bilangan dengan aljabar geometrikal, sebelum dikembangkan kemudian oleh Descartes, seperti diungkapkan lewat ucapannya, “Siapapun yang berpikir bahwa aljabar bertujuan untuk mencari bilangan tidak diketahui adalah sebuah tindakan sia-sia. Aljabar dan geometri memang beda tampilan namun sama-sama berdasarkan fakta yang telah terbukti.” Meskipun belum dapat membuat rumus (baku) untuk mencari hasil dari suatu persamaan dua (kuadrat), tiga dan pangkat lebih tinggi, tapi prestasi ini mampu menjadi batu loncatan bagi perkembangan matematika berikutnya terutama Lagrange.


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/omarKhayyam.html

Abu Ja’far Muhammad ibn Musa Al-Khwarizmi (780 – 850)

“Setiap bentuk penemuan baru adalah suatu bentuk matematika, oleh karena tidak ada pedoman yang kita miliki”
(Every new body of discovery is mathematical in form, because there is no other guidance we can have)

C. G. Darwin



Riwayat
Di bawah pemerintahan tiga raja dinasti Abbasid – al Mansur, Harun al-Rashid dan al-Mamun, terjadi masa keemasan Irak. Istilah Arabian Nights tercetus pada masa Harun al-Rashid. Bahkan al-Mamun bermimpi dapat menghadirkan kembali pemikir kaliber Aristoteles di Bagdad.
Seperti yang sudah disebutkan pada pengantar, ada dua ilmuwan yang “bertugas” mengalihbahasakan karya-karya ilmiah di Graha Kebijaksanaan (The House of Wisdom), di mana salah satunya adalah al-Khwarizmi. Buku karyanya mampu yang mencetuskan kata aljabar dan membuatnya menjadi ilmu yang legendaris. Riwayat al-Khwarizmi tidaklah terlalu jelas diketahui orang. Tidak banyak catatan dan asal-usulnya yang diketahui oleh orang kebanyakan, tak terkecuali ahli sejarah.
Nama al-Khwarizmi memberi indikasi bahwa dia berasal dari Khwarizm, sebelah selatan laut Aral, Asia tengah. Ahli sejarah, al-Tabari memberi tambahan julukan “al-Qutrubbulli”, yang memberi indikasi bahwa al-Khwarizmi berasal dari Qutrubbull, yaitu daerah antara sungai Tigris dan sungai Eufrat yang letaknya tidak jauh dari Bagdad.

Karya besar al-Khwarizmi
Sudah dapat dipastikan bahwa Al-Khwarizmi bekerja pada saat berkuasanya al-Mamun dan dia mempersembahkan dua karyanya untuk Kalifah tersebut. Karya besar di bidang aljabar dan karya besar di bidang astronomi. Hisab al-jabr w’al-muqabala adalah karyanya di bidang aljabar yang sangat terkenal dan sangat penting. Judul karya itu menunjuk kata “aljabar” adalah istilah pertama yang kemudian akan dipakai sampai sekarang. Tujuan dan pesan yang ingin disampaikan oleh buku ini, seperti yang disebutkan dalam buku terjemahan Rosen, adalah mencari cara termudah dan paling bermanfaat dari aritmatika.

“Setiap hari orang berkutat dengan kasus-kasus yang menyangkut warisan, pembagian harta, kasus-kasus hukum, perdagangan, dan semua perjanjian yang terjadi antara pribadi misal: mengukur lahan, menggali sungai, menghitung luas bidang geometri tertentu dan bermacam-macam perhitungan lainnya.”

Kita semua jadi maklum bahwa isi teks aljabar ini dimaksudkan untuk kepentingan praktis dan aljabar diperkenalkan untuk menyelesaikan problem-problem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkup kerajaan Islam pada jaman itu. Pengantar buku ini memberi gambaran tentang bilangan-bilangan asli (natural number), dimana bagi mereka yang tidak fasih dengan sistem ini tampak menggelikan, namun inti penting yang ingin disampaikan adalah pemahaman baru tentang abstraksi seperti dinyatakan dalam kalimat di bawah ini.

Ketika orang mulai melakukan penghitungan mereka selalu menggunakan angka. Angka terdiri dari satuan-satuan, dan setiap angka dapat dibagi menjadi satuan-satuan. Setiap angka diekspresikan dengan satu sampai sepuluh, setelah sepuluh digandakan, dikalikan tiga sehingga terdapat dua puluh, tiga puluh dan seterusnya hingga seratus. Seratus digandakan, dikalikan tiga dengan cara yang sama sampai akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa bilangan itu tak terbatas.

Aksioma
Karya Aljabar dari al-Khwarizmi diawali dengan pengertian prinsip-prinsip bilangan dan memberikan solusi. Terdiri dari enam bab yang terbagi menjadi enam tipe persamaan yang mencakup tiga jenis operasi: akar, kudrat dan bilangan (x, x² dan bilangan).
Semua solusi atau penyelesaian [penyederhanaan] suatu bentuk persamaan (linier atau kuadrat), terlebih dahulu harus dijadikan salah satu dari 6 bentuk baku seperti di bawah ini.

1. Kuadrat-kuadrat identik dengan akar-akar
2. Kuadrat-kuadrat identik dengan bilangan-bilangan
3. Akar-akar identik dengan bilangan-bilangan
4. Kuadrat-kuadrat dan akar-akan identik dengan bilangan-bilangan (misal: x² + 10x = 39)
5. Kuadrat-kuadrat dan bilangan-bilangan identik dengan akar-akar (misal: x² + 21 = 10x)
6. Akar-akar dan bilangan-bilangan identik dengan kuadrat-kuadrat (misal: 3x + 4 = x²).

Penyederhaan ini menggunakan dua operasi/cara yang disebut dengan al-jabr dan al-muqabala. Istilah “al-jabr” berarti “menyelesaikan” yaitu proses menghilangkan bentuk negatif/minus dari suatu persamaan. Salah satu contoh yang dikemukakan oleh al-Khwarizmi, “al-jabr” mengubah x² = 40x – 4x² menjadi 5x² = 40x. Istilah “al-muqabala” berarti “menyeimbangkan” yaitu proses mengelompokkan jenis/notasi yang sama, pangkat yang sama apabila terdapat pada ruas kanan maupun ruas kiri dalam suatu persamaan. Contoh, dua aplikasi al-muqabala adalah menyederhanakan 50 + 3x + x² = 29 + 10 x menjadi 21 + x² = 7x (aplikasi pertama terkait dengan bilangan-bilangan dan aplikasi kedua terkait dengan akar)


Aplikasi aksioma
Al-Khwarizmi juga menunjukkan bagaimana menggunakan keenam persamaan di atas untuk menggabungkan solusi methode aljabar dan methode geometri. Sebagai contoh untuk memecahkan persamaan x² + 10x = 39, dia menuliskan prosedur:

… Suatu akar kuadrat ditambah 10 sama dengan 39 unit, yang dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan: apa yang akan terjadi apabila suatu kuadrat ditambah 10 akan diperoleh 39?. Cara untuk mengurai persamaan ini digambil dari salah satu aksioma di atas. Sumber problem adalah angka 10. Ambil angka 5, dan kuadratkan diperoleh 25, ditambah dengan 39 diperoleh 64. Akar dari angka ini adalah 8, kurangilah dengan angka awal, 5, diperoleh sisa 3. Angka 3 adalah hasil akar, jika dikuadratkan diperoleh 9. Luas bujur sangkar adalah 9.

Pembuktian geometrik dapat dilakukan dengan cara di bawah ini. Al-Khwarizmi mulai dengan mengandaikan sisi bujur sangkar adalah x dan luas bujur sangkar adalah x² (gambar 1). Bujur sangkar itu kita tambah dengan 10x yang dilakukan dengan menambahkan secara sama terhadap keempat sisinya, dimana masing-masing 10/4 atau 5/2 dengan lebar x pada setiap sisinya (gambar 2). Bidang diarsir (Gambar 3) mempunyai luas x² + 10x, dimana sama dengan 39. Kita melengkapi agar bentuk bujur sangkar menjadi lengkap dengan 4 bujur sangkar kecil yang luasnya sama, masing-masing 5/2 × 5/2 = 25/4. Luas bujur sangkar (gambar 3) adalah 4 × 25/4 + 39 = 25 + 39 = 64. Panjang sisi bujur sangkar adalah akar 64 atau sama dengan 8. Apabila sisi bujur sangar adalah 8, dimana 5/2 + x + 5/2 atau x + 5 = 8, diperoleh x = 3.

x


Gambar 1


5x/2
5x/2 5x/2
5x/2

Gambar 2


25
4
25
4
39
25
4
  25
4

Gambar 3


Kaitan dengan Euclid?
Pembuktian geometrik di atas menjadi sumber polemik diantara para matematikawan. Tampaknya al-Khwarizmi memahami Element dari Euclid, karena secara tidak langsung penyelesaian itu mirip dengan yang termaktub dalam karya Euclid. Dalam masa pemerintahan Harun al-Rashid, ketika Khwarizmi masih muda, al-Hajjaj ditugaskan mengalihbahasakan Element Euclid ke dalam bahasa Arab. Al-Hajjaj tidak lain adalah rekan al-Khwarizmi di Graha Kebijaksanaan. Itu adalah pendapat bagi yang melihat bahwa karya al-Khwarizmi adalah penjabaran dari Euclid. Pendapat lain menyebut bahwa tidak ada difinisi, aksioma, postulat atau contoh-contoh seperti yang diuraikan oleh Euclid sehingga tidak dapat menggolongkan al-Khwarizmi sebagai pengikut Euclid. Pendukung pendapat kedua mengemukakan hukum aritmatika dengan obyek-obyek aljabar. Sebagai contoh, Khawarizmi menunjukkan bagaimana melakukan perkalian untuk ekspresi seperti:

(a + bx) (c+dx)

Meskipun tidak ada narasi untuk mengekspresikannya dan tidak ada simbol yang digunakan, tapi di sini tersirat konsep aljabar dengan akurasi tinggi: teori linier dan kuadratik dengan satu bilangan tidak diketahui. Dari sini aljabar dapat dipandang sebagai teori persamaan. Lebih lanjut al-Khwarizmi memberikan penerapan dan contoh seperti mencari luas bidang lingkaran, silinder, kerucut dan piramida.
Al-Khwarizmi juga menulis sistem bilangan Hindu-Arabik. Karya ini menggambarkan Hindu mempunyai sistem bilangan berbasis 1, 2, 3, 4, 5 , 6, 7, 8, 9 dan 0. Pertama kali menggunakan angka nol dirintis olehnya.

Karya-karya lainnya
Karya al-Kwarizmi lainnya adalah dalam bidang astronomi. Topik utama yang disajikan dalam buku “Sindhind zij” adalah kalender; menghitung posisi matahari, bulan dan planet-planet; tabel sinus dan tangen; tabel astrologi; memprakirakan terjadinya gerhana. Karya lain adalah di bidang geologi yang memberi garis lintang dan garis bujur untuk 2402 tempat-tempat berdasarkan peta dunia. Buku ini mirip buku Ptolemy Geograpgy yang mencatat juga kota, gunung, lautan, pulau dan sungai. Manuskrip al-Khwarizmi lebih rinci untuk wilayah Islam, Afrika dan Timur Jauh. Untuk benua Eropa diambil dari data Ptolemy.
Selain itu al-Khwarizmi menulis topik-topik seperti penggunaan astrolabe (pengukur lintasan planet sebelum ditemukan sekstansextant) untuk mengetahui lintasan matahari dan kalender Yahudi.

Sumbangsih
Kiprah matematikawan Arab ini sungguh luar biasa. Pencetus istilah aljabar, memberi dasar dan tonggak dalam matematika. Semua itu membuat dia layak disebut dengan “bapak aljabar”, bukan Diophantus. Aljabar diajarkannya dengan bentuk-bentuk dasar, sedang Diophantus banyak berkutat dengan teori bilangan. Aljabar kemudian dipelajari dan menjadi milik dunia sampai saat ini. Menggabungkan artimatika dan aljabar. Keduanya penting sebagai sumber utama pengetahuan matematika selama berabad-abad baik di dunia Timur maupun di Barat.
Mengenalkan bilangan-bilangan Hindu ke Eropa. Kelak beberapa abad kemudian bangsa Arab akan melahirkan putra-putra terbaiknya sebagai matematikawan yang tidak kalah bersaing dengan rekan-rekannya yang berasal dari benua Eropa.


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/al-Khiwarizmi.html

Hypatia (370 – 415)


Riwayat
Hypatia dari Alexandria adalah wanita pertama yang memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika. Hypatia adalah anak dari matematikawan, filsuf dan kepala museum Alexandria bernama Theon. Belajar matematika lewat bimbingan dan ajaran sang ayah. Prestasi tertinggi Hypatia adalah menjadi kepala sekolah Platonist di Alexandria sekitar tahun 400. Hypatia mengajar matematika dan filsafat, terutama filsafat neoplatonisme. Penemu neoplatonisme adalah Plotinus dilengkapi oleh Lamblichus yang mendominasi pemikiran pada kisaran tahun 300. Pandangan filsafat yang mengajarkan bahwa realitas terakhir tidak dapat digambarkan oleh pikiran maupun bahasa. Hypatia mengajar ide-ide filosofi dengan penekanan lebih banyak pada sisi ilmiah dibandingkan para pendahulunya. Hypatia digambarkan sebagai guru yang mempunyai kharisma
Hypatia yang belajar dan menekui sains yang pada awal bangkitnya agama Kristen ini diidentifikasikan dengan penyembah berhala. Para muridnya kagum dengan dedikasi Hypatia terhadap ilmu pengetahuan dan sains. Salah seorang murid Hypatia yang terkenal adalah Synesius dari Cyrene - kelak menjadi uskup Ptolomais, menyimpan semua surat-menyuratnya dengan Hypatia adalah bukti pengabdian Hypatia pada ilmu pengetahuan dan kagum akan kecerdasannya.

Karya-karya Hypatia
Tidak ada bukti konkrit yang menyatakan bahwa Hypatia melakukan penelitian matematika. Hypatia membantu Theon dalam menulis komentar tentang karya Ptolemy Almagest. Diketahui bahwa Hypatia juga terlibat dalam merevisi karya Euclid Elements yang dilakukan oleh Theon, dimana kemudian menjadi basis atau acuan karya-karya Euclid yang ada setelah itu. Kerjasama dengan ayah, seperti tertulis dalam The Suda, adalah memberi komentar karya Diophantus, Arithmetica, Conics dari Apollonius dan karya astronomikal dari Ptolemy.
Semua karya Hypatia dinyatakan hilang kecuali diketahui judul dan beberapa buku acauan yang digunakan. Dari semua catatan yang ada menyebutkan bahwa Hypatia adalah penyusun (compiler), editor dan melestarikan karya-karya para matematikawan masa-masa sebelumnya.

Masa akhir
“Kesalahan” utama Hypatia adalah dia terlahir sebagai wanita dan tidak menganut agama apapun (pagan) ditengah-tengah lingkungan Kristen yang sedang berkembang. Pada tahun 412, St. Cyril yang menjadi uskup di Alexandria berseteru dengan penguasa Alexandria yang bernama Orestes dari kekaisaran Romawi. Konflik antara gereja dan negara. Orestes yang tidak disukai oleh para pengikut Kristen, adalah teman Hypatia. Juga muncul selentingan bahwa Hypatia adalah pemicu konflik itu.

Konflik memuncak pada awal tahun 415, dimana sekelompok rahib Kristen menangkap Hypatia di tengah jalan, memukuli, dan menyeret tubuhnya ke gereja terdekat, untuk kemudian, (tidak perlu diceritakan lagi). Ada versi yang menyatakan bahwa Hypatia dibunuh oleh penjahat Alexandria.
Sumbangsih
Barangkali ini adalah akhir dari “kehebatan” Yunani, karena mengingkari keyakinan yang dianut selama ini, menghargai perbedaan pendapat. Namun dapat dicatat, meskipun tidak akurat, bahwa Hypatia adalah matematikawati pertama. Namanya ada pada posisi paling atas sebagai jawaban atas pertanyaan: “Siapa matematikawati paling terkenal?”


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/hypatia.html

Pappus (290 – 350)

Riwayat
Data riwayat Pappus dari Alexandria dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Sesuai dengan namanya, Pappus lahir dan meninggal di Alexandria. Diketahui bahwa dia meneruskan karyanya kepada Hermodorus, Pandrosion dan Megethion. Ada praduga bahwa Hermodorus adalah anaknya. Pappus mempunyai teman seorang filsuf, bernama Hierius, yang diketahui menyarankan agar Pappus mempelajari problem-problem matematika, tapi selebihnya tidak ada yang diketahui.
Diophantus, barangkali dapat disebut sebagai seorang penerus tradisi matematika Yunani. Para pemikir dan matematikawan Yunani tidak dapat membangkitkan kembali dari masa kejayaan mereka. Tidak ada lagi karya spektuler sepeninggal Euclid, Archimedes dan Apollonius. Pappus yang hidup berkisar pada tahun 320 mencoba membangkitkan kembali lewat kompilasi karya-karya sebelumnya dengan judul Mathematical Collection (Synagoge) yang menjadi tonggak bagi perkembangan matematika selanjutnya.


Karya Pappus
Karya Pappus tentang geometri dirangkum dalam Buku berjudul Kumpulan matematikal (Collection) yang terdiri – seperti Euclid – dalam 8(delapan) buku/bagian. Buku ini diperkirakan ditulis pada sekitar tahun 340 (sebagian menaksir tahun 325).
Beberapa pokok-pokok penting dicoba dijabarkan di bawah ini.
Buku I berisi ulasan tentang aritmatika yang tidak ditemukan.
Buku II sebagian hilang tapi diketahui berisi bahasan tentang metode menangani bilangan-bilangan besar. Metode untuk mengekspresikan bilangan berpangkat, diketahui sampai pangkat 10000.
Buku III dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama, membahas problem menemukan perbandingan proposional antara dua garis lurus tertentu; bagian kedua, membahas konstruksi aritmatika, geometrik dan perbandingan harmonik; bagian ketiga, berisikan kumpulan paradoks-paradoks geometrikal yang dikatakan oleh Pappus diambil dari karya Erycinus. Tidak ada yang mengetahui secara tepat karya Erycinus; bagian keempat, berisikan lima bentuk polyhendra yang digambarkan dalam bentuk ruang.
Dalam buku ini pula terdapat bahasan tentang kehebatan geometri Yunani klasik. Di sini dilakukan pemilahan antara problem-problem: “ruang”, “benda” (solid) dan “garis” (linear) – pertama, berkutat dengan menggambar lingkaran dan garis lurus; kedua, penyelesaian dengan menggunakan potongan-potongan kerucut dan yang terakhir merupakan membutuhkan kurva-kurva bukan hanya garis, lingkaran dan kerucut lagi.

Buku IV berisi bentuk-bentuk kurva termasuk di sini adalah bentuk spiral dari Archimedes dan kuadratrik dari Hippias. Sekaligus berisi metode-metode pembagian menjadi tiga seksi dan pengenalan tipe-tipe kurva. Terdapat tiga *) kategori problem dalam geometri yang disebut dengan “plane”, “solid” dan “linear.”
Setiap problem mempunyai penyelesaian yang tepat. Jangan menggunakan pola garis lurus untuk menyelesaikan problem pada bidang. Begitu pula problem ruang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan pola garis lurus atau bidang.
Buku V diawali dengan bagaimana lebah membangun sarangnya (bentuk segi enam). Bahasan Pappus tentang hasil penelitian disimpulkan dalam buku ini, seperti yang dinyatakan:

Lebah ternyata mengetahui bahwa bentuk segi enam (heksagon) lebih besar daripada persegi panjang atau segitiga. Sarang lebah ternyata mampu menyimpan lebih banyak madu yang dibuat oleh lebah dengan bahan yang sama. Dapat disimpulkan bahwa makin dengan panjang sisi sama, maka bentuk dengan jumlah sudut makin banyak mempunyai isi makin besar dan yang paling besar adalah lingkaran.
Lebah membangun sarang bukan dalam bentuk persegi, segi tiga atau prima. Buku ini juga berisikan problem tentang isoperimeter, termasuk peragaan bahwa lingkaran mempunyai luas lebih besar dibandingkan dengan poligon bentuk apapun. Pokok pikiran ini seperti karya Zenodorus (± 180 SM). Dalam buku ini juga terdapat penemuan Archimedes tentang bentuk polyhendra (bidang dengan tiga belas sisi) yang sering disebut dengan bidang-bidang (solids) Archimedes.
Buku VI dan buku VII merangkum buku-buku matematikawan lain seperti: Throdosius, Autolycus, Aristarchus, Euclid, Apollonius, Aristaeus dan Eratoshenes. Buku VI menyinggung astronomi dan diberi sub-judul Little Astronomy banyak mengandung perbedaan dengan Greater Astronomy (Almagest) dari Ptolemy.
Buku VI berisi aplikasi matematika dalam astronomi, optik dan mekanika.

Buku VII tentang sejarah matematika. Melalui generalisasi, Pappus hampir menemukan prinsip dasar geometri analitik. Mempelopori generalisasi problem yang terkait dengan berbagai jenis kurva tipe baru. Disebut dengan problem Pappus yang menyebut tiga atau empat garis seperti halnya Euclid atau Apollonius.
Buku VII, didalamnya terdapat problem Pappus. Di sini terdapat gambaran lengkap tentang apa yang disebut dengan metode analisis dan kumpulan karya-karyanya yang disebut dengan Treasury of Analysis. Pappus memberi penjelasan bahwa analisis sebagai “suatu metode” yang dibedakan dengan sintesis. Dari gambaran yang diberikan Pappus, kita mengetahui bahwa pada Conics dari Apollonius terdapat 487 theorema. Dalam tujuh buku pertama berisikan 382 proposisi dan pada buku ke delapan yang hilang terdapat 105 proposisi.
Buku VIII adalah aplikasi matematika pada bidang astronomi, optik dan mekanika.

Penutup
Collections dari Pappus adalah makalah matematika kuno yang berisikan upaya dari pengarangnya untuk menghidupkan kembali geometri, namun tidak berhasil.
Memang rangkuman Element dari Euclid dan Almagest dari Ptolemy dapat dihidupkan. Kelak Theon (± 365) memberi tambahan informasi sejauh bukan karya matematika. Agaknya Hypatia – anak Theon - mampu mengangkat kembali geometri ke pentasnya kembali sebelum disebarluaskan olehnya lewat komentar dan resensi terhadap karya-karya Diophantus, Ptolemy dan Apollonius.


*) Geometer Yunani membagi kurva menjadi 3 kategori. Pertama, “plane loci” terdiri dari garis lurus dan lingkaran; kedua, “solid loci” terdiri dari bagian/potongan kerucut; ketiga, “liniear loci” gabungan antara garis dan bentuk bidang.


Sumbangsih
Membuat rangkuman semua karya-karya para pendahulunya – terutama karya Apollonius - dengan mutu lebih karena bahasannya sudah lebih rinci. Banyak gagasan Pappus yang dipakai oleh matematikawan era berikutnya. Tidak banyak gagasan baru yang dapat diambil, namun merupakan jembatan bagi pelestarian karya-karya para matematikawan sebelumnya.



sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/pappus.html 

Diophantus (200 – 250)

Riwayat
Sekitar tahun 250 seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria melontarkan problem matematika yang tertera di atas batu nisannya. Tidak ada catatan terperinci tentang kehidupan Diophantus, namun meninggalkan problem tersohor itu pada Palatine Anthology, yang ditulis setelah meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus tersamar (dalam persamaan) umur Diophantus.

Seperenam kehidupan yang diberikan Tuhan kepadaku adalah masa muda. Setelah itu, seperduabelasnya, cambang dan berewokku mulai tumbuh. Ditambah sepertujuh masa hidupku untuk menikah, dan tahun kelima mempunyai anak. Sialnya, setengah waktu dari kehidupanku untuk mengurus anak. Empat tahun kegunakan bersedih.
Berapa umur Diophantus? *)

Dugaan tentang kehidupan Diophantus cukup misterius. Kita hanya dapat menduga lewat dua fakta yang menarik sebelum menarik kesimpulan. Pertama, dia mengutip tulisan Hypsicles yang diketahui hidup sekitar tahun 150 SM. Kedua, tulisan Diophantus dikutip oleh Theon dari Alexandria. Prakiraan hidup Theon, diacu dari gerhana matahari yang terjadi pada 16 Juni 364. Dengan dua fakta ini diperkirakan Diophantus hidup antara tahun 150 SM sampai tahun 364. Para peneliti, menyimpulkan bahwa diperkirakan Diophantus hidup sekitar tahun 250.

Karya Diophantus
Diophanus menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan tersebut disebut persamaan Diophantin, digunakan pada matematika sampai sekarang.
Diophantus menulis lima belas namun hanya enam buku yang dapat dibaca, sisanya ikut terbakar pada penghancuran perpustakaan besar di Alexandria. Sisa karya Diophantus yang selamat sekaligus merupakan teks bangsa Yunani yang terakhir yang diterjemahkan. Buku terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin diterbitkan pada tahun 1575. Prestasi Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani kuno.
[Pierre] Fermat mengetahui buku Diophantus lewat terjemahan Clause Bachet yang diterbitkan tahun 1621. Problem kedelapan pada buku kedua tentang cara membagi akar bilangan tertentu menjadi jumlah dua sisi panjang. Rumus Pythagoras sudah dikenal orang Babylonia 2000 tahun silam – memberi inspirasi bagi Fermat untuk menuliskan TTF /Theorema Terakhir Fermat (Fermat Last Theorem).
Susunan dalam Arithmetica tidak secara sistimatik operasi-operasi aljabar, fungsi-fungsi aljabar atau solusi terhadap persamaan-persamaan aljabar. Di dalamnya terdapat 150 problem, semua diberikan lewat contoh-contoh numerik yang spesifik, meskipun barangkali metode secara umum juga diberikan. Sebagai contoh, persamaan kuadrat mempunyai hasil dua akar bilangan positif dan tidak mengenal akar bilangan negatif. Diophantus menyelesaikan problem-problem menyangkut beberapa bilangan tidak diketahui dan dengan penuh keahlian menyajikan banyak bilangan-bilangan yang tidak diketahui.
Contoh: Diketahui bilangan dengan jumlah 20 dan jumlah kuadratnya 208; angka bukan diubah menjadi x dan y, tapi ditulis sebagai 10 + x dan 10 – x (dalam notasi modern). Selanjutnya, (10 + x)² + (10 - x)² = 208, diperoleh x = 2 dan bilangan yang tidak diketahui adalah 8 dan 12.

Diophantus dan Aljabar
Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.

*) Misal umur x, sehingga x = 1/6x + 1/12x + 1/7x + 5 + ½x + 4 akan diperoleh x = 84, umur Diophantus.

Sumbangsih

Seringkali disebut dengan ”Bapak” aljabar Babylonia. Karya-karyanya tidak hanya mencakup tipe material tertentu yang membentuk dasar aljabar modern; bukan pula mirip dengan aljabar geometri yang dirintis oleh Euclid.
Diophantus mengembangkan konsep-konsep aljabar Babylonia dan merintis suatu bentuk persamaan sehingga bentuk persamaan seringkali disebut dengan persamaan Diophantine (Diophantine Equation) menunjuk bahwa Diophantus cukup memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika.


sumber : http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/diophantus.html 
Photobucket

Popular Posts